Admin
Admin
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Bahaya Mempelajari Al-Qur'an dan Hadis Tanpa Bimbingan Ulama

Bahaya Mempelajari Al-Qur'an dan Hadis Tanpa Bimbingan Ulama

 


Oleh : Tgk Hasan Asy'ari

Mempelajari Al-Qur'an dan hadis adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Namun, memahami kedua sumber utama ajaran Islam ini tidaklah sesederhana membaca teksnya saja. Tanpa bimbingan ulama yang mumpuni, ada bahaya besar yang mengintai, mulai dari salah tafsir hingga penyimpangan akidah. Ibarat seseorang yang mencoba mengobati diri sendiri hanya dengan membaca buku kedokteran, mempelajari Al-Qur'an dan hadis tanpa guru yang ahli bisa berujung pada konsekuensi yang fatal.

Bahasa Arab dalam Al-Qur'an dan Hadis Bukan Bahasa Biasa

Al-Qur'an dan hadis menggunakan bahasa Arab fushah tingkat tinggi yang kaya akan keindahan sastra (balaghah), mukjizat (i’jaz), dan kaidah gramatika yang rumit (nahwu-sharaf). Ini bukan sekadar bahasa Arab percakapan sehari-hari. Banyak ayat dan hadis yang jika dipahami secara harfiah atau hanya mengandalkan terjemahan, bisa disalahartikan dan menghasilkan pemahaman yang keliru.

Ambil contoh ayat "فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ" yang jika dipenggal, bisa diartikan bahwa orang yang shalat akan celaka. Padahal, kelanjutan ayat tersebut menjelaskan konteks sebenarnya, yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya. Tanpa pemahaman mendalam tentang konteks, asbabun nuzul (sebab turunnya ayat), dan kaidah bahasa Arab yang kompleks, penafsiran mandiri sangat berpotensi menyesatkan.

Ulama Adalah Perantara Sanad Ilmu yang Tak Terputus

Islam memiliki sistem keilmuan yang unik dan sangat ketat, yaitu sanad atau rantai transmisi ilmu. Sanad ini menghubungkan kita langsung dengan Nabi Muhammad ﷺ, melalui para sahabat, tabi'in, hingga ulama-ulama muta’akhirin. Sebagaimana yang diucapkan oleh Imam al-Shafi‘i, "Tidak diperoleh ilmu kecuali dari lisan para ulama."

Memutus rantai sanad berarti kehilangan jembatan menuju pemahaman yang benar. Tafsir, syarah (penjelasan), dan uraian para ulama adalah penopang utama dalam memahami teks syar’i secara otentik. Mereka telah mencurahkan hidupnya untuk mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu Islam, serta mewarisi pemahaman yang sahih dari generasi ke generasi.

Bahaya Penyimpangan dan Takfîr

Sejarah Islam mencatat kemunculan berbagai kelompok menyimpang, salah satunya Khawarij. Mereka muncul karena memahami Al-Qur'an dan hadis tanpa bekal ilmu yang memadai. Mereka menafsirkan ayat-ayat secara serampangan, berujung pada pengkafiran sesama Muslim (takfîr) dan pemberontakan. Ini adalah buah pahit dari memahami teks langsung tanpa rujukan ulama dan tanpa menguasai ilmu-ilmu dasar seperti ushul fiqh, qawaid fiqh, dan balaghah.

Membaca Diperbolehkan, Menafsirkan Sendiri Tidak

Setiap Muslim tentu dianjurkan untuk membaca dan mentadabburi Al-Qur'an. Ini adalah bentuk interaksi spiritual dengan firman Allah. Namun, memahami makna hukum, akidah, dan menafsirkan ayat secara benar harus tetap dengan merujuk kepada ulama dan kitab-kitab tafsir yang terpercaya (mu'tabar). Membaca dan mengambil pelajaran secara umum boleh, tapi menafsirkan sendiri hukum atau akidah tanpa ilmu adalah hal yang berbahaya.

Kesimpulannya, belajar langsung dari Al-Qur'an dan hadis tanpa bimbingan ulama sama saja dengan orang awam yang membuka buku kedokteran lalu mencoba mengobati diri sendiri  sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal. Sebagaimana Hadratusy Syaikh Kyai Hasyim Asy’ari menyatakan dalam kitabnya Risalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, "Suatu keharusan berhati-hati dalam mencari ilmu, dan tidak mengambilnya dari orang yang bukan ahlinya.

Rekomendasi Belajar Al-Qur'an dan Hadis dengan Aman

Jika Anda ingin belajar mandiri namun tetap aman dan terhindar dari kesalahpahaman, berikut beberapa rekomendasi:

  • Gunakan Tafsir Ulama Terpercaya: Jangan langsung menafsirkan ayat sendiri. Bacalah tafsir-tafsir yang telah diakui keilmiahannya seperti Tafsir Ibnu Katsir, Al-Jalalain, atau Tafsir Al-Muyassar.

  • Pelajari Hadis dengan Syarahnya: Untuk hadis, pelajari syarah (penjelasan) dari ulama. Contohnya adalah Syarh Riyadhus Shalihin atau Syarh Arbain Nawawi. Syarah ini akan membantu Anda memahami konteks dan makna hadis dengan benar.

  • Kuasai Dasar-dasar Ilmu Alat: Sebelum terlalu jauh menyelami tafsir dan hadis, kuasai dulu ilmu-ilmu dasar yang menjadi "alat" untuk memahami syariat. Ini meliputi Nahwu (tata bahasa Arab), Sharaf (morfologi Arab), Ushul Fiqh (prinsip-prinsip fiqh), dan Qawaid Fiqh (kaidah-kaidah fiqh).

Meskipun rekomendasi di atas bisa membantu, tetaplah berguru.sebagai jalan terbaik untuk memperoleh pemahaman agama yang benar dan selamat. Mereka adalah pewaris para Nabi yang akan membimbing kita menuju jalan yang lurus.

Berbagi

Posting Komentar